Bisnis Lifestyle kah Bisnis Anda?
Bisnis Lifestyle kah Bisnis Anda
Nah, penasaran dengan judul diatas? Oke saya cerita dahulu kenapa saya akan sharing tentang ini.
Hari ini saya menemani customer dalam beberapa agenda meeting dengan pihak perbankan. Puji Tuhan meeting berjalan dengan lancar dengan beberapa pekerjaan rumah seperti biasa.
Setelah itu, kami melanjutkan diskusi tidak jauh ditempat makan daerah perkantoran tempat kami mengadakan meeting sebelumnya. Mohon maaf kami tidak berpuasa, jadi lunch meeting kita lanjutkan.
Diskusi berlanjut sambil bersantap lasagna yang saya dan ibu saya suka. Yes, lasagna-nya padat dan benar-benar banyak daging. Secara saya tidak bisa memasak, yang saya bisa lakukan adalah mengomentari makanan.
Saat berdiskusi, saya menyeletuk mengenai, bisnis yang dijalankan sekarang oleh bapak ibu itu bisnis yang berbeda dengan bisnis saya. Mereka penasaran, kenapa berbeda Mas Ndaru? Ok, saya coba jelaskan ya, sambil ngemil lasagna yang sama.
Bisnis saya adalah bisnis lifestyle. Bisnis bapak ibu adalah bisnis yang bisa dikembangkan (istilah kekiniannya adalah scale-able). Saya coba jelaskan lebih detail ya. Bisnis lifestyle rata-rata berdiri untuk memenuhi kebutuhan founder dan karyawan.
Besar tidaknya bisnis lifestyle ditentukan oleh founder. Apabila founder ingin mempunyai ini itu, maka harus bekerja lebih keras, lebih pintar dan seterusnya. Ok, sekarang apa bedanya dengan bisnis yang bisa dikembangkan.
Bisnis yang bisa dikembangkan adalah bisnis yang dengan satu atau dua hal yang disempurnakan, akan bisa meningkat lebih cepat dengan bisnis yang bersifat lifestyle.
Hmm, sambil menyemil lasagna kembali. Bapak ibu tersebut sambil menyimak omongan saya. Kalau begitu, adakah yang lebih baik dari antara kedua pilihan diatas? Kalau menurut saya, keduanya sama baiknya. Keduanya adalah pilihan.
Pilihan menjadi bisnis lifestyle tidak ada ada kekurangannya. Selama tidak tercampur keuangan antar keduanya. Bisnis lifestyle tidak memerlukan handling atau perlakuan yang super ribet karena skalanya masih dapat dikendalikan.
Beda dengan bisnis yang bisa dikembangkan. Skalanya pasti akan selalu membesar. Baik dari sisi operasional, sisi keuangan, sisi marketing dan masih banyak lagi. Nah, tergantung pilihan dari founder mau memilih yang mana.
Selama bisnis yang kita geluti masih profit dan memberikan arti kepada klien-klien kita, tidak ada masalah bukan? Tetapi bagi saya, saya ingin mencoba memiliki bisnis yang bisa discale-up, yang bisa ditingkatkan.
Seperti lasagna yang saya makan, sepertinya hasil peningkatan dari lasagnan yang biasanya saya makan dimana daging dan lapisannya lebih sedikit.
Semoga sharing kali ini dapat berguna bagi kita semua.
Salam,
Tertarik sama yang namanya tools yang biasanya kita gunakan diperusahaan top dan besar? Bisa hubungi tim saya dengan Mba Euis ya disini 081586902499
One response
[…] Bisnis lifestyle kah bisnis Anda? […]