Jangan Berhutang

Bisnis

Jangan Berhutang

Jangan Berhutang

Jangan Berhutang

 

Kontroversial

Selamat malam!

Mohon maaf judul saya malam ini agak-agak kontroversial.

Bukan maksudnya untuk apa-apa.

Hanya ingin sharing mengenai hutang dan kapan saatnya boleh berhutang dan kapan saatnya tidak boleh berhutang.

Siap-siap, mudah-mudahan tulisan kali ini cukup mencerahkan ya.

kali ini saya mau menulis sambil ditemani oleh playlist saya yang memutar lagu-lagu korea 🙂

Hutang, antara Baik atau Buruk sih

Ok, siapa yang pernah mengalami kejadian seperti ini.

Ketika kita membuka rekening bank baru, pasti setelahnya kita ditelponin oleh telesales.

Dan yang pasti yang ditawarkan adalah yang namanya nda jauh-jauh dari hutang.

Yes, KTA (Kredit tanpa Agunan) atau Pinjaman Lunak, apapun itu namanya.

Sebelum melanjutkan, tolong mampir ke tulisan saya yang lain mengenai Ngeluh, terimakasih ya. 

Back to laptop ya.

Sebenarnya, kenapa sih kita ditawar-tawari hutang seperti itu?

Dan apakah boleh berhutang untuk kegiatan konsumtif?

Mungkin tulisan kali ini saya bisa berbagi  ya sedikit tentang pemahaman hutang.

Hutang untuk kegiatan produktif

Siapa yang pernah berhutang untuk kegiatan produktif?

Bagi para pelaku bisnis, mungkin sudah biasa ya.

Dan tentunya, pihak perbankan dengan telitinya mengecek banyak hal untuk hutang tipe ini.

Betul nda?

Dulu waktu jaman saya mengurus hutang atau pinjaman modal kerja.

Semakin lunak atau fleksibel pinjamannya, yang pasti karena perusahaannya benar-benar prudent atau dipercaya.

Atau karena pelanggannya benar-benar tepat waktu ketika janji untuk membayar.

Nah, salah satu syaratnya adalah laporan keuangan tuh.

Bagi yang ingin bisnisnya langgeng terus dan tidak bermasalah, mungkin bisa baca artikel bagus ini nih: Kehancuran Bisnis Karena Prosedur Yang Kurang Memadai

Tujuan berhutang jelas. Yaitu untuk mendapatkan perputaran yang lebih cepat dari sisi arus kas dan pada ujungnya meningkatkan laba.

Setuju dong klo ini tujuan berhutang?

Jangan Berhutang untuk kegiatan konsumtif

Nah, kalau berhutang untuk kegiatan konsumtif, gimana?

Boleh atau nda?

Kalau saran saya, mending jangan deh.

Apalagi kalau sudah seperti ini gejalanya: gali hutang dengan hutang lain.

Wah, bahaya tuh.

Sebaiknya segera dilunasi, agar hidup lebih nyaman. Setuju?

Setelah membaca tulisan kali ini, apakah sudah jelas kenapa saya menulis judul tersebut kan?

Jangan lah berhutang kalau memang nda penting-penting amat. Ataupun kalau memang ingin berhutang, tolong dikelola yang baik ya.

Salam,

Daru

Saat ini saya bekerja di Sun Artha dimana jasa kami diantaranya adalah jasa untuk konsultasi manajemen yang terkait dengan pengelolaan uang terutama bisnis. Tertarik bergabung dengan kami? Yuk kirim CV Anda di hrd@sunartha.co.id  

Kami juga saat ini sedang ingin mengedukasi tools yang berguna untuk analisa bisnis Anda berdasarkan data. Tertarik mencoba tools ini secara gratis selama 14 hari? Saya Mau Donk Mas Ndaru. 

 

 

One response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ten − ten =