WeWork dan Bisnis Kedepan

Bisnis

WeWork dan Bisnis Kedepan

Wework dan bisnis kedepan
Wework dan bisnis kedepan. Pic Source: straitstimes.com

Coworking Space

Selamat pagi. Bagaimana minggu ini?

Melelahkan? Menyenangkan?

Apapun itu, kita patut bersyukur atas pencapaian yang kita dapatkan dalam minggu ini.

By the way, sudah mau memasuki penghujung tahun lho. Coba, ingat-ingat kembali list dan mimpi-mimpi Anda ditahun 2019 ini?

Ok, back to the topic ya. Siapa yang tidak kenal salah satu bisnis kekinian yang disebut coworking space?

Betul. Bagi Anda yang belum tahu, saya coba jelaskan dahulu ya. Jadi, sekarang ini ada bisnis baru dimana perusahaan menyewa beberapa lantai digedung-gedung bagus tentunya secara alamat dan secara desain interior.

Kemudian menyewakannya kembali kepada para pemilik usaha, baik pemula yang sering kita sebut startup atau perusahaan besar yang tidak mau pusing dengan urusan sewa menyewa dengan pemilik gedung utamanya.

Solusi yang diberikan adalah kemudahan dan kenyamanan budget bagi pemilik usaha serta menyenangkan juga bagi karyawan karena kantor mereka keren.

That’s co-working. Sharing tempat kerja dengan budget yang jauh lebih terukur daripada harus investasi diawal, sayang cash bukan?

Wework dan Bisnis Kedepannya

Dibisnis ini, ada salah satu pemain besar, dunia cakupannya, bernama Wework.

Disokong pendanaan super kuat, Softbank, yang juga investor Uber, Grab, Tokopedia dan masih banyak lainnya. Wework berambisi (dan sudah pasti tentunya) menjadi pemain utama dalam bisnis coworking ini.

Sayangnya, apabila kita semua baca diberita-berita belakangan ini, ada update yang cukup membuat orang-orang terbelalak, dimana bisnis wework ini mempunyai rasio “bakar” uang luar biasa.

Dimana kalau tidak ditalangi dahulu oleh investornya, mungkin akan tutup. Wajarkah?

Menurut saya, mungkin saja. Dalam bisnis, apapun itu kondisinya, bagus atau sedang buruk, kalau kehabisan uang, pasti bisa gulung tikar. Setuju kan?

Apalagi skenario bisnis dengan high growth seperti ini, pasti dan hampir pasti akan mengorbankan yang namanya cadangan kas mereka untuk membiayai operasional.

Beda halnya dengan bisnis konvensional seperti pada umumnya, dimana manajemen mengelola kas secara hati-hati, dengan istilah agar nda tekor cashflow (arus kas).

Bagaimana dengan Bisnis Anda?

Saya jawab ya, so bagaimana nasib Wework kedepannya? Ini jawaban menurut pendapat pribadi ya.

Jadi apabila ada yang setuju, tidak setuju, ingin mengoreksi, monggo saja lho. Kan kita bebas beropini.

Sambil meneguk secangkir kopi hitam panas tentunya lebih nikmat untuk bahas case bisnis beginian.

Nasibnya, kalau menilik kepada kepentingan Softbank untuk membuat bisnis ini lepas landas secara IPO (initial public offering) maka akan disiapkanlah manajemen dan mungkin CEO baru yang lebih mengerti how to run business secara profitability.

Dengan injeksi equity baru dari Softbank, Wework akan dikelola dengan dana segar dan mungkin akan menjalankan tata kelola perusahaan bukan lagi mengincar growth, tapi profit.

Ujung-ujungnya profit boss. Setuju nda?

Nah, menilik case bisnis ini, bagaimana dengan bisnis Anda? Pada tahapan manakah bisnis Anda berada?

Apakah Anda secara manajemen sudah melakukan segala strategi untuk pengelolaan bisnis secara profesional, yaitu profitability? Atau masih hajar bleh untuk growth dan ekspansi? Cerita dong.

Klo saya, sudah mulai pada tahapan yang profitability dong, kan targetnya mau IPO. Betul?

Enjoy your weekend Boss-boss semua.

Jangan lupa baca tulisan saya yang lain dibawah ini ya.

ERP Manufacturing Indonesia

Cara Mengembangkan Bisnis

Salam,

Daru

One response

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

fourteen + 8 =