Juni : Bulan terakhir di Q2 2017
Akhir bulan dalam suatu kuartal merupakan suatu hal yang perlu diwaspadai. Waspada untuk siapa? Bagi yang berprofesi sebagai sales atau tenaga penjual.
Ibaratnya pemberian rapot, diakhir bulan pada tiap kuartal (3 bulan) setiap tahunnya, biasanya dilakukan evaluasi kinerja. Kinerja penjualan biasanya dari banyaknya penjualan yang terjadi atau kategori lainnya yang terkait.
Kenapa perlu evaluasi ditiap kuartal? Pertanyaan bagus. Karena evaluasi itu perlu untuk mengetahui apakah antara target tahunan yang sudah kita tentukan ditahun sebelumnya, masih sesuai jalur (inline) atau meleset.
Sebagai contoh, apabila Anda sebagai sales dibidang garmen atau fashion busana muslim, bulan-bulan ini saatnya Anda semestinya mempunyai tingkat penjualan yang luar biasa, karena akan menghadapi Lebaran.
Tetapi apabila Anda sebagai sales dibidang B2B (business to business) akan terjadi hal yang sebaliknya, penjualan akan lumayan surut karena siklus bisnis yang akan fokus ke THR (bukan Taman Hutan Kota nya Dago Bandung ya)
Nah, catatan khusus dibulan Juni. Apabila Anda sudah terbiasa dengan siklus penjualan bisnis Anda. Biasanya kita sudah mempersiapkan untuk menghadapi penjualan yang meningkat atau yang menurun.
Lain halnya apabila siklus tersebut berubah karena ada hal lain seperti kebijakan pemerintah atau ada hal luar biasa yang terjadi.
Ok, kemudian, apa yang harus kita lakukan apabila misalkan hasil evaluasi yang kita terima tidak sesuai dengan harapan kita? Harapan kita secara trend mustinya naik, kok tiba-tiba menjadi turun?
Pertanyaan itulah yang biasanya ditanyakan oleh manajemen atau kalau kita sebagai pemilik bisnis musti tahu jawabannya. Memang, pastinya kita akan kesulitan kalau kita belum tahu harus memulai dari mana.
Cara mulainya, kalau menurut saya adalah dari data yang kita miliki. Ya Data. Data yang biasanya kita acuhkan, atau seringkali kita kesampingkan, biasanya menyimpan banyak informasi, asal kita mau mengulik dan mengolahnya.
Ok, setelah ketemu datanya, langkah berikutnya apa? Kita mulai buat analisa sederhana. Contohnya. Coba sandingkan data trend penjualan kita ditahun ini diversus trend penjualan kita ditahun lalu. Apakah naik, apakah turun, atau stagnan? Setelah tahu jawabannya, mari dicek kembali, karena apakah semuanya itu?
Menarik? Seharusnya. Dan dari setiap kesimpulan dari informasi-informasi tersebut, dapat kita evaluasi lagi dan berikan tantangan.
Contoh sederhana. Kami mempunyai bisnis pembukuan bagi pelaku usaha kecil menengah. Output yang akan diterima oleh end customer berupa laporan keuangan berupa neraca, laba rugi dan analisa sederhana.
Bisnis ini secara siklikal akan menurun saat Q2. Dan ternyata benar, secara berulang tiap tahunnya. Dari situ kami mendapatkan insight dan mempersiapkan untuk kuartal berikutnya dimana akan banyak permintaan dan kami melakukan pengembangan dari sisi sistem, people dan flow kerja.
Ok, mudah-mudahan memberikan pencerahan dari tulisan saya diawal bulan Juni 2017 ini dimana pemerintah sedang memperingati hari lahirnya Pancasila.
Salam,
Daru
No responses yet