Aset Fisik Versus Digital
Hi Again
Selamat datang bagi teman-teman yang baru pertama kali membaca blog saya pribadi. Dan selamat datang kembali bagi yang sering membaca ya.
Dihari libur ini, kembali saya mau menuliskan apa yang saya lagi pikirkan ketika saya mempunyai ide ataupun uneg-uneg ya, kalau orang jawa bilang.
Jadi ceritanya begini.
Eh, sebelum cerita, tolong bagi Anda yang belum artikel saya sebelumnya, bisa mampir disini ya:
Atau tulisan lain yang membahas tentang Tableau nih:
Terima kasih ya yang sudah mampir. Enjoy.
Mari Kita Mulai
Aset.
Seperti yang kita definisikan sebagai aset adalah kategori suatu nilai ekonomi kepemilikan kita yang akan menghasilkan nilai kepada kita dimasa depan.
Nah, jadi kalau teman-teman punya properti yang ditinggali sendiri, kategorinya belum aset ya. Masih liabilities ya. Artinya nilai kepemilikannya belum menghasilkan nilai tapi untuk kita tinggali, kecuali properti yang kita tinggali ini juga kita sewakan ya.
Ok singkat cerita, saya nda mau membahas itu sih, tetapi membahas topik lain. Aset digital versus aset fisik.
Dulu nih atau pada jaman dahulu kala, definisi saya untuk menjadi kaya atau wealth (makmur) adalah orang-orang yang memiliki aset fisik dimana-mana.
YES, pasti sama ya dengan teman-teman. Misalkan dulu saya selalu envy lihat juragan properti kost-kostan yang menghitung satuannya adalah pintu.
Bro, si A ini punya 30 pintu nih tersebar bogor, karawang dll. Wah, keren banget kata saya dalam hati.
Kalau punya 30 pintu artinya tiap hari bisa dapat passive income tuh . Misalkan 500 ribu aja setiap hari. Artinya sebulan sudah dapat 15 Juta. Nda ngapa-ngapain kan. Keren.
Pergantian Aset jadi Digital
Nah, sekarang. Dunia berubah.
Aset digital, apa pula itu Bang?
Tahukah Anda. Selain aset fisik, yang tentunya untuk membangun 30 pintu kamar kost dan kontrakan, biaya yang dikeluarkan per kamar atau unit itu nda murah. Betul kan?
Yups betul. Kecuali Anda pewaris lahan dikerawang 1000 meter persegi jadi Anda tinggal tuker aja tuh dan bangun.
Anak-anak muda jaman sekarang, mulai kebalik nih. Alih-alih membangun aset fisik (yang tentunya mereka akan bangun juga) dahulu, mereka membangun aset digital.
Seperti apa? Misalkan blog personal dengan paid promote atau google ads. Konten Youtube dichannel pribadi atau bisa juga channel Facebook dan Instagram yang aktif. Tidak lupa yang terakhir Tik-Tok ya.
Ok, pelan-pelan Mas.
Kita terangkan pelan-pelan ya.
Karena disaat ini dunia itu butuh hiburan dan salah satu hiburan adalah konten. Seperti saya, saya suka menonton konten otomotif. Ya suka aja. Padahal membeli belum tentu atau daripada saya beli dan cobain, kenapa saya nda nonton para konten kreator dibidang itu.
Dengan traffic konten yang ramai penonton, mereka akan dibayar oleh para penaruh iklan. Dari Youtube atau bisa juga mereka endorse produk mereka juga disana.
Nah, aset digital ini kan bukan berupa kontrakan. Bukan juga berupa rumah atau yang lain. Tetapi penghasilan mereka tidak juga dalam kategori sedikit ya. Ya cukup lah untuk bulanan mereka.
Kesimpulan Aset Fisik Versus Digital
Bagian terakhir, kesimpulan.
Perkembangan sekarang, apapun yang teman-teman pilih strateginya, bisa disesuikan dengan preferensi Anda ya.
Mau dimulai dari yang fisik-fisik dulu boleh. Atau digital dahulu baru ke fisik silahkan.
Tapi boleh nih kalau ada yang mau komentar, jadi penasaran mana yang lebih banyak suka.
Kalau saya sih, digital dahulu baru fisik ya.
So, stay safe and healthy ya. Tetap semangat dan berbagi.
Salam,
PS: Start April with Semangat!
One response
[…] Aset Fisik Versus Digital […]