Belajar Dari Kegagalan

Bisnis

Belajar Dari Kegagalan

Belajar Dari Kegagalan
Pic Source: hai.grid.id

Pagi Santai

Cerahnya pagi ini, membuat saya ingin menulis. Iya, menulis adalah salah satu cara untuk berbagi, melepaskan stres dan mencurahkan uneg-uneg pikiran saya selama bekerja.

Pekerjaan yang saya lakukan cukup menguras pikiran. Memikirkan bagaimana alur proses bisnis customer, implikasi kepada sistemnya serta apakah bisa dilakukan dan dijalankan oleh user dari client saya sesuai dengan harapan bersama.

Cukup rumit bukan? Ok, klo tidak rumit, mungkin saya harus merekrut Anda he3.. Yuks, kita lanjutkan ya, bahasan saya pagi ini, belajar dari kegagalan.

Oiya, bagi Anda yang tertarik untuk bekerja dengan job description seperti diatas, boleh lho apply melalui website Sunartha dan apply as functional consultant. Selamat mencoba!

Mari kita lanjutkan, sebelumnya, mampir dong ke artikel saya yang lain dengan prediksi 10 tahun kedepan sejak covid ini. Berikut artikelnya: Prediksi 10 Tahun Kedepan

Belajar Dari Kegagalan

Siapa sih yang tidak ingin sukses. Sukses dan kalau bisa tanpa gagal. Karena yang namanya gagal itu tidak enak.

Gagal saat ujian sekolah/kuliah, itu nda enak. Apalagi gagal cinta, aduh jangan sampe deh (tapi pasti banyak dong temen-temen semua yang pernah mengalami). Tapi, tahukah Anda, kegagalan ternyata membuat kita semua makin kuat.

Nda percaya?

Hayo kita buktikan. Setiap permasalahan yang kita miliki, diperlukan proses untuk melewatinya. Mungkin terasa sakit, terasa hampa dan masih banyak perasaan berkecamuk didalamnya, tetapi, namanya manusia, kita harus terus move on kan (anak-anak muda sekarang punya istilah).

Tiap kegagalan, apalagi bisnis, pasti ada insight atau pembelajaran yang kita dapatkan.

Contohnya saya. Kegagalan dibisnis kerupuk saya, membuat saya paham, ternyata bagaimana berbisnis dan cara-cara membuat bisnis kedua saya lebih “kebal” dengan hambatan tersebut.

Salah satu insight yang saya dapatkan adalah soal AR (account receivable) atau piutang usaha. Dimana bisnis pertama saya sangat bergantung sama penjualan berbasis piutang untuk mendapatkan revenue.

Saat ini, 180 derajat terbalik. Bisnis saya mempunyai AR collection days dibawah 30 hari dimana aliran cashflow menjadi cair. Dulu? Coba tebak? Lebih dari 90 hari. Lumayan kan dananya bisa utk beli gorengan hehehe.

Move On dan Terus Belajar

Ternyata, belajar itu nda pernah ada sudahnya. Barusan cek twitter, ada yang post seperti ini: Jangan pernah merasa puas diri tahu tentang semuanya, mungkin saja Anda belum mempelajarinya.

Setuju nda?

Bisnis pun sama, mungkin saat ini bisnis saya masi dikisaran medium, tapi tantangan dan pembelajarannya dilevel korporasi jadi beda lagi. Nah, kalau cepat puas diri, kapan kita pinternya? Atau jangan-jangan sudah tutup duluan karna pemiliknya malas.

Tapi saya setuju klo setiap kegagalan itu akan membuat depresi, rasa tertekan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Makanya saya tulis dong artikel tentang ini juga, coba mampir ya: Bangkit Dari Depresi

Jadi, apapun itu, kegagalan kali ini tidak menentukan Anda yang sekarang kok. Mungkin Anda yang sekarang jadi Anda yang lebih baik dari yang kemarin dengan modal tersebut. Sayangnya di CV jarang ya bilang kegagalan in term of kesuksesan. Penasaran juga.

Dan karena saya care untuk berbagi, saya juga menulis tentang topik ini nih: Survival Melewati Badai Corona. Karena setiap dari kita harus bisa survive dari badai ini. Setuju nda?

Atau bisa juga baca artikel berikut dari saya: Punya Bisnis Lalu Dijual.

Penutup

Bagaimana teman-teman, cukup mencerahkan bukan tulisan dipagi hari ini? Semoga kita semua selamat dan mampu bertahan dikondisi saat ini. Stay safe and survive sampai era pandemik berakhir.

Kami juga akan membuat webinar rutin tentang bisnis. Jadi bagi Anda yang ingin ikut dan mengembangkan diri selama kondisi ini, stay tuned di Linkedin Sunartha, tautan bisa dicek disini: Linkedin

Atau ingin berkenalan dengan saya dan diskusi bagaimana kita bisa berbagi tips menghadapi semua ini, tolong japri ya.

Tertarik untuk membuat webinar tentang bisnis bareng, bisa hubungi tim saya, Mba Euis dinomor whatsapp berikut: 0815 8690 2500 untuk kita maju bersama ya.

Salam,

Daru

Spoiler dikit tentang gambar diatas. Saya tertarik untuk berbisnis donat nih. Ada ide bagaimana kita bisa mencoba bisnis rumahan dijaman pandemik ini. Saya akan bagikan rutin cara saya memulai bisnis dari awal. Sepertinya seru untuk mendokumentasikannya dan berbagi untuk Anda semua. Psst, donat buatan keluarga saya enak lho.

2 Responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

two × 1 =