Belajar dari film The Intern

Intern
Selamat hari raya Idul Adha dan selamat hari minggu pembaca yang budiman.
Karena saya sabtu kemarin masih ada kesibukan jadi baru sempat untuk menulis pada hari minggu ini nih. Tidak apa-apa ya?
Minggu ini, cukup melelahkan bagi Anda yang jadi panitia kurban ya? Tetapi lelah yang membahagiakan karena momen ini kita bisa berbagi bagi rekan-rekan yang membutuhkan.
Saya lanjut ceritanya ya, tentang intern kali ini atau magang. Siapa yang pernah menikmati masa magang ketika libur kuliah? Pasti Anda pernah bukan?
Magang kali ini dikantor kami, kita menerima 2 orang. Dari kampus yang sama, dengan jurusan yang berbeda. Satu orang dari program studi akunting dan satu lagi dari program studi komunikasi.
Perpaduan yang menarik, kenapa? Karena tahun lalu kita menerima 2 orang dengan program studi yang sama. Nah kali ini banyak ceritanya dan banyak bantuan yang mereka berikan kepada tim dikantor.
Kalau magang dikantor kami gimana? Penasaran? Nanti saya share ya. Saya nulis dulu tentang topik kali ini nih, sesuai judul dulu ok? Siip.
Belajar dari film The Intern
Sesuai judul, bagi Anda yang belum sempat menyaksikan film dengan judul tersebut, sebaiknya Anda menyempatkan menonton terlebih dahulu ya. Karena saya nda mau dibilang spoiler nanti. Setuju?
Tetapi mungkin saya share tentang apa yang menarik dari film tersebut.
Bisnis yang pesat membutuhkan tim yang tepat
Di film tersebut, kita lihat Jules Ostin (pemeran boss yang dimainkan oleh Anne Hathaway) sangat passionate sama bisnisnya. Aduh disini Anne cantik beut ya, klo punya boss kayak dia kayaknya gagal pulang cepet, eh klo salah fokus ya.
Saking passionate-nya bisnisnya juga berkembang sangat pesat. Tetapi Anda tahu, bisnis yang saking cepetnya itu, terkadang membutuhkan tim yang bisa handle beberapa tugas dan task secara pararel, bukan serial ya.
Tipe boss ini, yaitu single fighter meskipun banyak karyawannya, jadi ada istilah waktu bagian Jules, nyindir banget ya.
Belajar Dari Siapa pun
Yang kedua adalah pada akhirnya Jules banyak belajar dari intern (senior, karena sebenernya Om Ben Whittaker yang dimainkan oleh Robert De Niro).
Disana, intern tidak hanya yang dari masih kuliah ya, kadang mereka mengambil experience dari senior-senior yang sudah pensiun. Kayaknya ini ide bagus buat kantor kita juga nih, dimana senior bisa kasi kontribusi atas pengalaman yang mereka dapatkan saat bekerja dulu.
Nanti coba kubahas sama tim deh, he3.
Intinya dari film tersebut, kita perlu dan harus belajar dari siapa pun itu. Junior, senior, customer, vendor sehingga wawasan kita banyak terbuka. Bahkan kompetitor lho, kita pun juga sering membahas strategi bersama tim, what if (gimana kalau) mereka begini or begitu.
Jadi bagi Anda yang sedang memulai bisnis atau sedang mengembangkan bisnis, nda ada salahnya dan harusnya Anda selalu belajar.
Karena ternyata belajar itu nda harus dibangku sekolah, kuliah or S2 atau S3. Kehidupan itu sendiri adalah pelajaran yang berharga kalau kita bisa mendapatkan insight darinya. Setuju?
Aduh, panjang juga jadi curhatnya, makan malam saya sudah sampai nih, kwetiaw subsidi dari GrabFood. Saya ijin dulu ya.
Pesan Sponsor Dulu
Seperti biasa, kalau artikel ini menarik untuk dibagikan, tolong ya dibagikan. Kalau ada masukan atau ide cerita yang lain, kabari saya via message dibawah atau berkenalan saya melalui Linkedin.
Kebetulan intern saya, Rachel, sedang membantu saya mencari tim untuk membantu saya mengembangkan sunartha kedepan. Tertarik?
Ini Linkedin saya ya: Linkedin Purwandaru
Atau Anda tertarik belajar tentang pengolahan data menggunakan Tableau, Anda bisa kontak tim saya, Mba Euis di nomor berikut ini, whatsapp, so bisa dikontak langsung: 0815 8690 2500 kita biasa bikin training reguler, tapi berbayar ya.
Dan jangan lupa mampir di artikel kami yang lain seperti dibawah ini, ada hasil karya intern kami, Grace disana. Jangan lupa mampir ya.
Bagaimana Meningkatkan Kinerja Perusahaan
5 Hal Utama untuk Mendukung Keberhasilan Bisnis
Salam,
2 Responses
[…] Belajar dari Film The Intern […]
[…] Belajar dari film The Intern […]