Kekayaan yang menguap, istilah yang sedang diperbincangkan di dunia pada minggu-minggu ini.
Menulis tentang Kekayaan yang Menguap
Selamat pagi dan selamat datang (dan selamat datang kembali) bagi teman-teman semua.
Salam kenal bagi yang belum kenal.
Saya Daru, penulis blog yang sok-sok-an rajin. Menceritakan apapun yang ada di kepala saya setiap hari liburan (sabtu or minggu, tergantung mood).
Nah kali ini, saya mau membahas topik yang cukup kekinian.
Bukan soal gossip atau berita selebritis ya tentunya, tapi tentang berita bisnis yang menjadi headline dimana-mana.
Yes, about penguapan. Bukan istilah teman saya ya, gw mah cuma uap siomay aja Dar, begitu dibuka tutup pancinya, langsung hilang ditelan udara, he3.
Btw, thank you bro uda diskusi panjang x lebar x tinggi selama menempuh kemacetan kemarin, sorry nda bisa ketemuan as promised before.
Liburan telah tiba eh usai, saatnya kerja kembali. Nah ini penting, saatnya bekerja lagi, menulis lagi and start chasing (again) our dreams.
Semua Orang Kaya Mengalaminya
Ok, sebelum ngomongin tentang sub title diatas, saya mau disclaimer dulu ya.
Semua yang saya tulis ini totally dari pandangan pribadi saya.
Bisa benar, bisa salah, bisa sesat, tergantung kondisi lagi nulis juga.
Jadi jangan dijadikan acuan untuk kegiatan investasi teman-teman based on my writings ya.
Intinya mah, risiko ditanggung penumpang or masing-masing.
Konsep Wealth atau Kekayaan
Seperti yang kita tahu bersama, konsep kekayaan dihitung dari jumlah atau sum amount of money that a person miliki.
Cara ngitungnya temen-temen bisa googling sendiri ya.
Either pakai saham, pakai net worth value or apapun itu selalu dasarnya adalah sisi keuangan.
Nah, konsep ini, tentunya spesifik kita bicara tentang saham, contoh Elon Musk, kekayaannya dihitung dari nilai saham yang dimiliki pada perusahaan publik atau perusahaan private yang dia miliki.
Misalkan Elon Musk itu pemegang saham di Tesla (sesuai gambar ya).
Sama dengan Jeff Bezos dengan Amazon, atau kalau di Indonesia ya Duo Pak Hartono bersaudara dengan saham di BBCA-nya.
Yang Artinya apa Mas? Dengan Kekayaan yang Menguap
That’s the point.
Ternyata, kekayaan seseorang itu bukan ditentukan saja dengan nilai uang yang beliau miliki diperiode tertentu.
Misalkan eh si A kaya lho, punya uang 1 milyar vs si B yang cuma punya uang 2 ribuan, abis bagi-bagi TeHaEr. Sedih.
Karena sum of money hanya berlaku pada level tertentu, bukan valuasi kekayaannya.
Kira-kira paham nda ya?
Jadi sebagian besar kekayaann orang-orang yang saya sebutkan diatas itu mostly dari nilai saham bukan dari jumlah uang cash yang mereka pegang.
Gitu lho Mas and Mbak yu.
So, kalau menguap, itu karena apa?
Yes, kebayang kan? Menguap karena nilai saham mereka turun or jeblok dari nilai sebelumnya orang-orang melakukan valuasi.
Tapi kasi break gw dulu ya, baca artikel dibawah dong, tentang tandatangan digital yang sudah ditulis cape-cape sama tim saya. Sip, thank you.
Hari begini enaknya tandatangan digital, yuk coba baca disini artikelnya.
Kesimpulan
I loved kesimpulan. Pasti semua tulisan saya ada kesimpulannya.
Intinya, teman-teman, harus membuka pikiran tentang kekayaan.
Saya pun terbelalak dalam beberapa bulan ini membahas mengenai skema IPO dan lain-lain.
Oh gitu ya ternyata, sambil manggut2.
Kadang kekayaan itu bisa datang tiba-tiba (karena saham naik) ataupun bisa juga pergi sebentar dengan tiba-tiba (karena saham turun).
Berlaku sama dengan para trader saham ya. Bedanya mereka ini the real owner of the company.
Jadi, karena gw sudah cape nulis, break dulu ya. Kalau ada ide lagi, saya tulis lagi part II tentang, bagaimana cara mau IPO, sepertinya seru juga.
Thanks for reading.
Enjoy your holiday and Sehat Selalu
ps: jangan lupa yang lagi cari kerjaan, bisa mampir di lowker Sunartha, tempat penulis bekerja dan lead excellent people to achieved our dreams together. Gw tunggu lho lamarannya.
One response
[…] Kekayaan yang menguap, ngantuk kali sampe nguap segala ya? […]